background img

The New Stuff

Rujak Aceh Samalanga, Segarnya Rujak Khas Aceh Nan Menggugah Selera

Mengunjungi Samalanga, Bireuen, tak lepas dari pemandangan aduhai yang membuat sobat traveler akan terkesima dan terpesona. Samalanga adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bireuen yang mempunyai peranan penting dalam sejarah Aceh lho, sobat traveler. Pahlawan yang terkenal dari Samalanga adalah Pocut Meuligoe, perempuan asal Desa Gampong Baro yang memimpin pemuda-pemuda Samalanga menggempur Belanda di Batee Iliek, yang kini menjadi sebuah objek wisata terkenal di Aceh. Tentunya, sobat traveler pernah mendengar kisah sejarah tersebut. Samalanga yang dikenal pula sebagai Kota Santri ini ternyata memiliki wisata kuliner yang lezat dan menggoyang lidah. Namanya Rujak Aceh Samalanga.

Rujak Aceh Samalanga, disebut demikian karena rujak Aceh tentunya banyak ditemukan di Aceh sampai di pelosok-pelosok desa. Rujak dari Samalanga ini memiliki kekhasan tersendiri.
Keunikan rujak Aceh pada umumnya memiliki keistimewaannya yang terletak pada cita rasanya yang asam, manis dan pedas. Bahan-bahan yang digunakan memang relatif sama seperti pembuatan rujak pada umumnya, yang terdiri dari buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air, nanas, dan timun. Namun bumbu-bumbu yang digunakan, memiliki ciri khas tersendiri seperti garam, cabe rawit, asam jawa, gula aren (merah) yang cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak Aceh). Yang membedakan dengan rujak pada umumnya adalah penggunaan rumbi atau salak Aceh.

Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ulekan yang digunakan pun biasanya terbuat dari kayu jati. Cara penyajian rujak biasanya memang dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang. Pembeli yang makan di warung, biasanya disediakan di dalam piring, sedangkan yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang tentu menjadi ciri khas tersendiri.

Bagi sobat traveler yang berada di Sumatera Utara tak lengkap bila tidak menikmati lezatnya Rujak Aceh Samalangan ini. Penasaran kan, sobat traveler?

Selain di Batee Iliek Samalanga, sobat traveler juga dapat menikmati Rujak Aceh Samalanga di Warung Rujak Samalanga yang berada di Medan. Warung ini berada di Kelurahan Sei Putih Timur, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Akses menuju ke lokasi ini sangat mudah, karena warung ini berada di Jalan Gatot Soebroto di persimpangan Jalan Pasundan No. 220. Banyak angkutan umum yang lalu lalang melewati lokasi ini, seperti taxi, angkutan umum, becak mesin, dan becak dayung. Harga per porsinya (dalam piring) sebesar Rp. 5.000,00 (Maret 2008) dan harga per porsi yang dibungkus sebesar Rp. 7.000,00 (Maret 2008). Rujak yang dibungkus lebih banyak porsinya dari pada yang di dalam piring.

Kenikmatan Rujak Aceh Samalanga

Rujak Aceh Samalanga, disebut demikian karena rujak Aceh tentunya banyak ditemukan di Aceh sampai dipelosok-pelosok desa. Samalanga merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Bireuen.

Baca juga 10 makanan khas tradisional aceh.

Keunikan rujak Aceh pada umumnya memiliki keistimewaannya yang terletak pada cita rasanya yang asam, manis dan pedas. Bahan-bahan yang digunakan memang relatif sama seperti pembuatan rujak pada umumnya, yang terdiri dari buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air, nenas, dan timun, namun bumbu-bumbu yang digunakan, memiliki ciri khas tersendiri seperti garam, cabe rawet, asam jawa, gula aren (merah) yang cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak Aceh).


Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ada juga ulekan yang digunakan biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang. Pembeli yang makan di warung, biasanya disediakan di dalam piring, sedangkan yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang tentu menjadi ciri khas tersendiri.


Santri Ummul Ayman Peduli Rohingya

Samalanga-Ribuan santri Ummul Ayman mengumpulkan dana dan baju layak pakai untuk disumbangkan kepada pengungsi Rohingya, agenda ini berlangsung mulai Tanggal 26 - 28 Mei 2015, dan akan diserahkan ke pengusi pada hari Kamis 28 Mei 2015. 

Pada hari pertama pengumpulan bantuan sudah banyak terkumpulkan baju-baju yang layak pakai dari santriwan dan santriwati yang antusias dalam membantu sesama muslim yang menimpa musibah.

Menurut peneturan Ketua Panitia Tgk. Abdul Malik (Ananda Waled) agenda ini sebagai pembelajaran kepada santri untuk menolong sesama muslim yang menimpa musibah. Mesih menurut Tgk. Abdul Malik mereka yang mengumpulkan terdiri dari santri SMP Ummul Ayman dan MAS Ummul Ayman.

Forum OSIS SMA Se-Samalanga Bantu Muhajirin Rohingnya

Bireuen - Forum OSIS SMA/Sederajat sekecamatan Samalanga galang dana untuk muhajirin Rohingnya yang didaratkan oleh nelayan Aceh di pantai Aceh Utara dan Timur, beberapa hari lalu.

Forum ini merupakan gabungan dari OSIS-OSIS Sekolah Menengah Atas yang ada di ruang lingkup Kecamatan Samalanga.

Insyaallah hari ini kami akan berangkat ke tempat penampuan rohinya untuk membawa sedikit bantuan untuk mereka disana.

Demikian kata Tata Mandala Putra salah satu pelajar yang tergabung dalam forum penggalangan dana tersebut.

Selama proses penggalangan, Kami mendirikan posko OSIS SMA  peduli Rohinggnya di depan puskesmas Samalanga,” kata Tata.

Menurut Tata, sekolah-sekolah yang tergabung dalam forum tersebut adalah SMA N 1 Samalanga, SMA N 2 Samalanga dan SMA N 3 Samalanga.

“Kami berharap dengan sumbangan yang akan kami bawa nanti setidaknya dapat meringankan beban saudara kita yang hingga hari ini masih sangat perlu bantuan bantuan dari kita. Memang jumlah yang akan kami bawa nanti tidak seberapa banyak, namun inilah yang dapat kami lakukan,” tutup Tata.

Ulama Banten Silaturrahmi ke Dayah MUDI

SAMALANGA - Baru baru ini  (19/05), Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga menerima tamu seorang Ulama besar dari Banten, Syeikh Rohimuddin Nawawi Al-Jahary Al-Bantany. Beliau kebetulan sedang berada di Aceh dalam rangka bersilaturrahmi ke dayah-dayah di Aceh.

Syeikh Rohimuddin adalah cucu dari Syeikh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi, pengarang kitab Maraqi al-'Ubudiyyah yang merupakan kurikulum pelajaran Tasawuf bagi santri MUDI di kelas 4.

Wadir Dayah MUDI Kunjungi Thailand dan Malaysia

KELANTAN, MALAYSIA - Wadir I dan Wadir II Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Abi Zahrul dan Aba Sayed, saat ini sedang melakukan study banding ke Thailand dan juga Malaysia yang telah dimulai dari tanggal 11 Mei hingga 18 Mei 2015 yang lalu,ia nya pergi bersama dengan 16 ulama lainnya dari Kabupaten Bireuen.

Kunjungan study banding yang diprakarsai oleh Badan Dayah ini dipusatkan di bekas wilayah Kerajaan Pattani, sebuah wilayah Islam yang pernah eksis hingga awal abad ke-20 mencakup wilayah selatan Thailand dan bagian utara Malaysia. Setelah mendarat di KLIA 2 Kuala Lumpur), rombongan langsung menuju ke Hat Yai, sebuah kota di perbatasan Malaysia-Thailand. Dari sana perjalanan dilanjutkan ke Pattani untuk mengunjungi peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Pattani di propinsi Patani, Yala, dan Narathiwat.

Di Malaysia, kunjungan berkisar di negera bagian Kelantan dan Terengganu yang juga merupakan dua wilayah bekas Kerajaan Pattani dengan agenda mengunjungi beberapa pesantren yang berada di wilayah tersebut.

Berdasarkan info dari Abi Zahrul,  saat ini rombongan ulama dari Aceh tersebut sedang berada di Kelantan, Malaysia. Dijadwalkan akan mengunjungi pesantren-pesantren yang ada di Kelantan sebelum bertolak ke Terengganu besok harinya.

Di samping untuk melakukan study banding, kunjungan ini juga memiliki agenda penting untuk mengikat jalinan kerjasama ulama Aceh dengan ulama Melayu serumpun dalam upaya penguatan Ahlusunnah wal Jamaah dalam menjalin kerjasama pengembangan pendidikan keagamaan antar negara Melayu.I Mudimesra.com


Habib Yaman Kunjungi Dayah MUDI

SAMALANGA - Pada hari Minggu (03/05/2015) Dayah MUDI menyambut tamu mulia, Habib Muhammad bin Shalih al-'Aththas dari Huraidhah, Yaman. Habib dan rombongan lainnya dari Medan dan Langsa tiba di Dayah MUDI menjelang Maghrib setelah sebelumnya sempat mampir di Dayah Raudhatul Muna Al-Aziziyah pimpinan Tgk. Fakri.
Tepat ba’da Isya Habib memberikan tausiah kepada ribuan santri yang berkumpul di dalam Mesjid Poe Teumeureuhom. Dalam tausiahnya, Habib menekankan besarnya tanggung jawab para ahli ilmu dalam belajar dan menyebarkan ilmu yang telah dimiliki kepada masyarakat dan juga pentingnya kepada santri untuk menjauhi maksiat yang mana ia merupakan sumber utama penghalang ilmu.
Dalam sesi tanya jawab dengan para santri ada pertanyaan tentang bagaimana caranya mengatasi hafalan yang lemah. Menjawab hal tersebut, Habib mengatakan bahwa salah satu kiat yang bisa ditempuh untuk memperkuat hafalan kita adalah dengan memperlama sujud dalam shalat.
Habib memuji Dayah MUDI Mesra karena mempertahankan penggunaan hijab bagi para santriwati yang kebetulan juga berhadir di depan Mesjid Poe Teumeureuhom untuk mendengarkan taushiah. Habib bahkan mendoakan semoga mereka supaya menjadikan Siti Khadijah Kubra dan Siti Aisyah sebagai suri teladan dalam hidup.
Kerjasama Aceh-Yaman
Dalam taushiah nya Habib juga menyampaikan rasa kagum dengan keadaan para santri di mana mereka rata-rata tidak mampu menguasai Bahasa Arab secara lisan namun mampu memahami kitab Arab karangan para ulama terdahulu.
Atas dasar itu Habib menganjurkan supaya adanya kerja sama dayah ini dengan lembaga pendidikan di Yaman, dengan mengirimkan tenaga pengajar dari sini ke Yaman dimana mereka nantinya memperdalam Bahasa Arab sambilan membantu Ribath di Yaman untuk mengajarkan para santri tingkatan awal yang berasal dari Indonesia. Di samping juga para guru tersebut nantinya bisa mendalami Ilmu Hadis yang menurut Habib kelihatan masih kurang pengkajiannya.
Di akhir tausiahnya, Habib Muhammad memberikan ijazah kitab Bidayatul Hidayah karangan Hujjatul Islam Imam Ghazali dengan sanad yang bersambung hingga pengarangnya. Setelah memberikan tausiah dan menziarahi makam Tgk. Abi Hanafiah dan Abon Abdul Aziz, Habib dan rombongan segera berangkat menuju ke arah timur untuk mengisi beberapa acara di tempat lain.
Sumber: mudimesra.com

like

Popular Posts

Label