Masakan kanji rumbi yang menjadi tradisi selama puasa Ramadhan ini hanya bisa dijumpai di tempat tertentu, Misalnya seperti di Samalanga.
Selain untuk mengenyangkan, kanji rumbi berkhasiat sebagai obat pengusir angin dalam tubuh, karena ia terbuat dari campuran repah-rempah, beras dan sayur-sayuran.
Tradisi memasak kanji di samlanga dilakukan secara bergotong royong. Sistem kerja dan bahan-bahan yang diperlukan dikumpulkan secara bersama-sama oleh petuah gampong dari rumah-rumah penduduk.
Setidaknya, setiap hari ada lima hingga tujuh kepala keluarga yang menyumbang berbagai bahan membuat kanji rumbi di meunasah masing masing desa yang ada di Samalanga. Umumnya, untuk sekali masak menghabiskan dana lebih urang Rp 400 ribu.
Cara Membuatnya
Langkah utama, adonan kanji rumbi terdiri dari beras, santan kelapa, sayuran, bumbu dan rempah yang disatukan dalam sebuah kuali besar.
Menurutnya, bahan bahan yang diperlukan untuk kanji diantaranya bawang merah, bawang putih, jahe, lada, jeuramaneh, cengkeh, gapu naga, bungong lawang kleng, udang, kulit manis, serai, daun pandan wangi, daun teumeuruy, kelapa, garam, minyak makan, daun sop dan daging kalau diperlukan.
Beras itu dimasak bersama dengan bumbu kemudian ditambahkan sayuran dan penyedap. Waktu yang dibutuhkan memasak kanji dua hingga tiga jam. Setelah masak warga diminta membawa wadah untuk hidangan berbuka puasa di rumah. Sedangkan sisanya dinikmati dalam acara buka puasa bersama di masjid.
Sebuah Tradisi
Di kawasan Samalanga, tradisi berbuka puasa dengan kanji rumbi masih cukup kental seperti halnya di Desa Keudee Aceh, Pante Rheng, Sansoe, Lancok serta sejumlah gampong lainnya.
penganan khas berbuka puasa kanji rumbi bagi warga Samalanga sudah turun temurun setiap Ramadhan hingga puasa enam.
Kanji itu dimasak di meunasah dalam satu kuali besar cukup untuk kebutuhan berbuka warga. Pekerjaan memasak kanji rumbi setiap hari bulan ramadhan merupakan rangkaian ibadah dilakukan seorang ahli masak tanpa dipungut biaya.
Menjelang berbuka, setiap warga membawa rantang guna mengambil sendiri kanji rumbi di meunasah, guna dibawa pulang sebagai penganan berbuka puasa di rumah bersama keluarganya.
Kanji rumbi yang dimasak tetap cukup untuk warga se-kampung. Dan inilah sebuah kelebihan hikmah dari bulan Ramadhan, bulan penuh ampunan dan bulan penuh berkah bagi orang-orang yang melaksanakan puasa dengan ikhlas serta suka bersedekah. (harianaceh)
0 komentar:
Posting Komentar